Selasa, 15 Maret 2011

Dongeng "Aku Senang Sekolah"




MENDONGENG


“AKU SENANG SEKOLAH”

Ditulis untuk Lomba Dongeng IGRA
Dalam Rangka HAB (Hari Amal Bakti)
DEPAG ke-63

Dikarang oleh :
Dewi Mora Rizkiana, S.TP
(Pengajar RA. AL-BAITUL MU’MININ Singosari)



IGRA KABUPATEN MALANG

NOVEMBER

2008

Dongeng ini sengaja dibuat dengan tujuan :

  1. Menanamkan kecintaan anak – anak terhadap sekolah, karena sekolah itu menyenangkan.
  2. Memberi contoh kepada anak untuk selalu mengucap salam jika bertemu dengan saudara seiman.
  3. Memberi contoh kapan dan bagaimana mengucapkan kalimat Thoyyibah.
  4. Menanamkan nilai untuk selalu menyayangi sesama dengan kutipan hadits “Man la yarham la yurham, siapa yang tidak sayang tidak akan disayang….”
  5. Menanamkan sikap untuk selalu menghargai orang lain bagaimanapun rupanya dengan kutipan hadits “Innalloha jamilun yuhibbu jamalah bahwa Alloh itu indah dan menyukai keindahan.”
  6. Menanamkan sikap untuk selalu berbuat baik pada sesama dengan kutipan hadits “-‘kullu ma’ruufin shodaqoh’ – setiap kebaikan adalah sedekah!
  7. Memberi contoh kepada anak bahwa persahabatan itu menyenangkan.
  8. Memberi kesempatan pada anak untuk menilai sifat – sifat tokoh yang mereka sukai dan pada akhirnya –tanpa sadar- mematri dalam memori mereka untuk mencontoh nilai – nilai yang mereka sukai.
  9. Mengajak anak bersenang – senang dalam tiap sisipan cerita.

Assalamu’alaikum wa rohmatullohi wa baarokatuh!

Apa kabar anak – anak? Bu Guru tahu kalian semua adalah juara! Anak yang hebat! Sekali lagi, apa kabar juara? (Alhamdulillah, subhanalloh, luar biasa, Allohu Akbar! Yess!!!)

Lho! Lho lho! Kok masih ada yang belum mau membuka mulutnya? Malu karena tidak gosok gigi ya? Oooh, semua sudah gosok gigi? Kalau begitu coba dijawab dengan semangat, apa kabar juara? (Alhamdulillah, subhanalloh, luar biasa, Allohu Akbar! Yess!!!)

Nah, begitu dong! Bu Guru bangga pada kalian. Sebelum bu guru mulai boleh gak bu guru bertanya pada kalian? Boleh? Oke

Siapa – siapa yang senang sekolah?
Yang senang sekolah coba angkat tangannya
Siapa – siapa yang senang sekolah?
Yang senang sekolah ayo kita tertawa, haha!                     2x

Semua berdiri, ayo berlari! Eh, di tempat saja! Sekarang ikuti bu guru yaa….


Lagu pembuka

Aku Senang sekolah
(gubahan aku seorang kapiten)

Aku senang sekolah
Bermain belajar gembira
Kalau aku besar
BIG BIG BIG! BIGGER!
Pasti jadi orang berguna! Hore! 2x

Tepuk ceriaaaaa…. Hore! Tepuk ceria…. Hore!


Yel - Yel Anak Indonesia

Aku anak Indonesia                                   (dua jempol menunjuk dada)
Sehat                                   (2 tangan dikepal ke arah samping badan)
Cerdas                         (2 telunjuk menunjuk kepala dari arah samping)
Ceria      ( 2 telunjuk diputar di samping bibir sambil bibir tersenyum)
Belajar                                                     (pura – pura membaca buku)
Bermain                                                                      (lari di tempat)
Bersama   (2 tangan dikatupkan ke depan seperti orang bergandengan)
Di sekolah kita tercinta                  (2 telunjuk membuat bentuk hati)
RA Muslimat Indonesia (tangan kanan mengepal sambil diacung – acungkan)
Yeah!                                                          (melompat sambil tertawa)

Balapan duduk! Ya bagus! Sudah siap mendengarkan dongeng bu guru yang berjudul :

Aku Senang Sekolah

Tahun ajaran baru telah tiba, penghuni hutan “TENTERAM” begitu sibuk dengan persiapan sekolah buat anak – anak mereka, ada keluarga ayam yang akan menghantarkan anak bungsunya ACIL (Ayam Kecil) masuk ke sekolah TK, begitu pula keluarga bebek dengan si buncit BENI (Bebek Mini) yang akan masuk satu sekolah dengan si ACIL. Tak ketinggalan keluarga kambing dengan putra sulungnya si DOMBI.

Anak – anak ada yang mau kenalan dengan kalian.

ACIL           : U’u’i’uuuk! Assalamu’alaikum…. Namaku ACIL… alias Ayam kecil

Tepuk Ayam!

A*** y***a***m*** Ayam!*** U’u’i’uuuk*** U’u’i’uuuk U’u’i’uuuk!

BENI           : Kwek! Kwek! Kwek! Assalamu’alaikum…. Namaku BENI
  alias bebek mini

Tepuk Bebek!

B***e***b***e***k! bebek!*** Kwek kwek kwek!*** Kwek kwek!*** Kweeek!

DOMBI        : Mbeeek! Assalamu’alaikum…. Namaku DOMBI… alias domba biasa

Tepuk Domba
D***o***m***b***a*** Domba!*** Embek embek!*** Embeeeeek!

Di Rumah ACIL
“Assalamu’alaikum….kwek!”
“Wa’alaikumussalam warohmatulloh… U’u’I’uuuk!”
ACIL membuka pintu buat BENI sahabatnya. Keduanya saling tersenyum saat pintu telah terbuka.
“Masuk Ben, ada kabar apa kau kemari?”
“Kwek! Kwek kwek! Kata ayahku besok tidak bisa mengantarku sekolah karena Ayah dinas keluar kota, jadi aku ingin minta ijin padamu biar kita besok bisa berangkat sama – sama, bisa?”
“Insyaalloh bisa! Tenang saja!”
“Alhamdulillah, aku sudah cemas tadi karena semua kakakku juga sibuk, mereka kan juga harus kembali sekolah….”
“Sama, kakak – kakakku juga, syukurnya Ibu bilang kalau seminggu ini Insyaalloh Ibu mau mengantarku. Biar kamu lega kutanyakan dulu ya pada Ibuku?”
“Baiklah, aku tunggu….”
Acil pun masuk ke ruang dalam, dia menjumpai Ibu yang masih sibuk merajut sweater untuk dikenakan Acil pergi sekolah. Hal itu dikarenakan musimnya lagi musim angin yang dingin, Ibu takut nanti Acil Asmanya kambuh!
“U’u’I’uuuk…. Bu….”
Ada apa Cil?”
“Bisakah Beni berangkat ke sekolah bersama – sama dengan kita, Bu?”
“Tentu saja boleh! Memangnya kenapa, Nak?”
“Beni sekarang ada di ruang tamu, dia bilang Ayahnya harus dinas keluar kota, jadi dia tidak ada yang mengantar, Ibu tau kan kalau Ibunya Beni juga harus dinas di rumah sakit daerah, dan itu berangkatnya pagi – pagi sekali!”
Sang Ibu tersenyum mendengarkan penjelasan Acil.
“Iya, Cil! Ibu tahu itu…, tapi Ibu bangga sekali pada Acil yang selalu berbuat baik untuk teman, pertahankan itu ya Nak, karena tak semua orang mampu melahirkan niat baik dalam perbuatan baik.”
“Maksud Ibu apa?”
 “Maksud Ibu, banyak orang yang punya niat baik, tapi pelaksanaannya seringkali kurang pas, jadi pada akhirnya hasilnya juga buruk!”
“Apa itu berarti Acil harus baik sama semua teman baru Acil, Bu?”
“Tentu saja!”
“Bagaimana kalau mereka nakal sama Acil, Bu?”
“Semua anak pada dasarnya baik, hanya saja karena mereka belum tahu cara yang tepat untuk berkenalan dengan teman baru mereka, makanya ada sebagian dari mereka yang suka mengolok, mengusili teman, dan juga mendiamkan teman.”
“Berarti Acil harus bagaimana, Bu?”
“Acil harus menyayangi mereka seperti Acil menyayangi diri Acil sendiri….”
J Acil jadi ingat hadits kasih sayang, Bu….”
“Gimana coba bunyinya?”
Man la yarham la yurham, siapa yang tidak sayang tidak akan disayang….”
“Subhanalloh! Putra Ibu memang hebat! Ibu percaya Acil pasti mampu untuk selalu berbuat baik….”
“Terima kasih Bu!”
“Ayo kita lihat Beni di ruang depan…. Eh, sudah kamu ambilkan minum belum?”
“Astaghfirulloh, Acil lupa….”
Dengan bergegas Acil lari ke dapur untuk membuatkan minum Beni, sementara Ibu beranjak dari tempat duduknya ke ruang tamu untuk menemui Beni.
“Assalamu’alaikum Beni….”
“Wa’alaikumussalam wa rohmatulloh….”
“Ibu senang Beni bareng kita mulai besok, tapi hanya satu minggu lho! Setelah itu kalian harus berangkat sendiri tanpa diantar, toh jalan kaki sebenarnya juga dekat, betul tidak?”
“Kwek! Iya Bu…. Kemaren Ibu saya juga mengatakan hal yang sama, tetapi Beni masih sedikit takut!”
“Ibu tahu itu, Acil juga begitu. Tapi tidak apa – apa selama kalian beradaptasi dengan sekolah baru Ibu akan mengantar jemput kalian sekolah. Nah, setelah satu minggu kalian sudah harus mandiri.”
“Bukan begitu Cil?” tanya Ibu saat melihat Acil masuk ruang tamu dengan membawa minuman buat mereka.
“Wah, orange juice! Makasih ya Cil!”
“Hei, siapa bilang ini untukmu?”
“Terus buat siapa dong?”
“Buat tamuku!”
“Hehehe! Kwek! Bukankah aku yang menjadi tamu-mu saat ini?”
“Tahu aja kamu nich!”
Tawa ceria segera saja menghiasi ruang tamu rumah Acil.

Ha ha ha haa ha! Ayo kita tertawa! Hi hi hi hiii hi! Ayo gembungkan pipi! Ceprut! Tepuk ceria, horeee!!!!
Sekolah Baru
RA “BAITUNNUR”,  terpampang jelas nama sekolah mereka di pintu gerbang, Acil dan Beni yang berada di boncengan Ibu  merasa senang membacanya, itulah sekolah mereka yang baru.
“Nah anak – anak! Ibu sudah selesai bertugas mengantar kalian sampai sekolah. Sekarang adalah tugas kalian sendiri untuk beradaptasi dengan lingkungan kalian, hati – hati! Ingat pesan Ibu untuk selalu berbuat baik dengan teman. Assalamu’alaikum….”
“Wa’alaikumussalam warohmatulloh….” Ucap mereka serempak.
Setelah mencium tangan Ibu, mereka pun masuk ke dalam gerbang sekolah. Ada banyak wajah baru yang belum mereka kenal, ada banyak gedung yang ada, dan mereka sudah tahu kalau harus berkumpul di aula. Bergegas mereka berlari menuju Aula. Namun di tengah lapangan depan sekolah….
Seekor anak kambing tengah duduk di bawah tiang bendera.
“Assalamu’alaikum…. Namamu siapa?”
Dengan malu – malu anak kambing itu menjawab sambil menundukkan mukanya. “Wa’alaikumsalam Aku Dombi”
“Aku Acil!”
“Aku Beni”
“Ayo kita segera masuk Aula, nanti ada acara bagus disana!” ajak  Acil.
“Dombi, ayo!”
“Aku malu!”
“Hei, kenapa harus malu? Bukankah kita semua temanmu?”
“Kalian tidak lihat wajahku? Kalian juga tidak tahu keluargaku?”
“Memang kenapa?”
Dombi memandang mereka berdua dengan perasaan takut….
“Subhanalloh! Kamu tampan sekali Dombi dengan tompel di jidatmu!”
“Benarkah?”
“Iya, baru kali ini aku melihat anak kambing sepertimu?”
“Betulkah?”
“Iyya, lagi pula kenapa kita harus menyesali karunia Tuhan kepada kita? Bukankah Alloh itu indah? Ingatlah hadits nabi yang berbunyi Innalloha jamilun yuhibbu jamalah bahwa Alloh itu indah dan menyukai keindahan. Betul kan Beni?”
“Ah, Acil! Kamu seperti da’i kecil saja!”
“Tapi betul kan yang aku katakan?”
“Tentu saja benar!”
“Ayo Dombi, kita semua temanmu, yuk!”
“Tapi Ibuku?”
“Kenapa dengan Ibumu?”
“Ibuku adalah tukang sayur di pasar….”
“Masyaalloh Dombi, bukankah kita berteman tak melihat Ibumu tukang sayur? Kita berteman karena kita sekolah di tempat yang sama. Urusan orangtua kita kerja dimana dan kerja apa, itu urusan orangtua kita, yang pasti apapun yang mereka kerjakan itu halal dan untuk kebaikan kita semua sebagai anak – anaknya. Jadi kau tak perlu malu lagi pada kami, oke!”
“Terimakasih teman – teman! Aku bersyukur sekali bertemu dengan kalian, aku tidak tahu bagaimana jadinya kalau aku tak bertemu dengan kalian…..”
“Rosululloh bersabda, ‘kullu ma’ruufin shodaqoh’ – setiap kebaikan adalah sedekah! Jadi kita berlomba – lomba yuk berbuat baik!”
“Tentu!” teriak Beni mendukung
“Bagaimana denganmu Dombi?”
Dombi tersenyum malu sekaligus riang gembira mulai terbit di hatinya. “Sebentar teman – teman…..”
“Aku senang sekolaaaah!” teriak Dombi sekencang – kencangnya, tak diperdulikannya lagi pandangan heran dari teman – temannya yang lain, tak sabar rasanya ia bercerita pada Ibu tentang hari pertamanya sekolah.
“Alhamdulillah! Bagaimana Dombi? Siap dengan tantangan kami untuk berlomba – lomba berbuat baik?”
“Tentu!”
“Horreeee!!!!”
Dengan  melompat – lompat riang mereka bertiga beriringan menuju Aula untuk bertemu dengan teman baru. Tak lupa mereka berniat untuk berlomba – lomba berbuat baik pada teman – teman baru mereka. Lihat anak – anak, bahkan matahari pun tertawa melihat tingkah mereka. Ayo kita ikuti yuk!

Lagu penutup


Kami anak muslim muslimah
Yang selalu riang gembira
Belajar bermain bersama
Di sekolah kami yang tercinta
Raudlotul Athfal
Baitun Nuur namanya
Itulah sekolahku tercinta
Tempatku bermain gembira
Ha ha ha!                                2x

Nah, anak – anak! Sekarang kita sudah sampai di Aula, waktu Bu dewi untuk menemani kalian sudah selesai, sekarang giliran Ibu guru yang lain untuk menemani kalian, sampai jumpa di lain waktu. 

Wassalamu’alaikum wa rohmatullohi wa baarokatuh!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ya